Ya,
pemimpin yang hebat adalah guru yang mumpuni. Kenapa begitu? Coba saja lihat,
tugas seorang guru. Tugas dan misi termulia dari seorang guru adalah
"mewariskan" apa yang dimilikinya kepada para muridnya. Apa saja yang
diwariskan?
Saya
membaginya menjadi tiga elemen utama yaitu: pengetahuan (knowledge), keahlian
dan pengalaman (skill), dan sikap, perilaku, budi pekerti (attitude). Berbekal
knowledge-skill-attitude (untuk singkatnya sebut saja: KSA) itu si guru
berupaya membentuk si murid untuk menjadi seperti dirinya. Jadi by-default
seorang guru haruslah menjalankan fungsi role-modeling. Nggak bisa si guru
mengajarkan kepada si murid tapi cuma omong saja tanpa dia mempraktikkannya.
"Karya
terbesar" seorang guru adalah "warisannya" yaitu, si murid yang
sudah tertempa KSA-nya hingga menjadi seperti dia, bahkan melebihinya. Guru
yang baik adalah mereka yang total menumpahkan KSA yang dimilikinya kepada si
murid tanpa tersisa sedikit pun. Karena itu kalau kita nonton film Star Wars,
saat-saat Yoda memberikan ilmu terakhir yang dimilikinya kepada si murid Luke
Skywalker adalah momen-momen berharga yang digambarkan secara dramatik dan
sarat makna.
Guru
juga selalu melayani (serve) dan berkorban (sacrifice) untuk kebaikan dan
keutamaan si murid. Itu sebabnya oleh pemerintah zaman Orde Baru mereka
mendapatkan julukan "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa". Guru yang hebat
adalah mereka yang secara tulus-ikhlas berkorban demi untuk kebaikan,
kesuksesan, dan kejayaan murid-muridnya. Guru bukanlah pekerjaan yang selfish.
Guru yang hebat peduli pada muridnya ketimbang dirinya sendiri. Hakiki seorang
guru adalah pelayanan, pengabdian, dan dedikasi diri kepada orang lain. Guru
adalah sebuah compassion.
Itu
guru. Lalu bagaimana dengan pemimpin? Katanya pemimpin yang hebat pasti guru
yang hebat pula? Saya 100% setuju dengan James Kouzes dan Barry Posner (baca buku
terakhirnya: A Leader's Legacy) bahwa: "leadership is about leaving a
lasting legacy". Pekerjaan utama seorang pemimpin adalah meninggalkan
"warisan" yang tak lekang ditelan zaman. Gandhi meninggalkan prinsip
perlawanan penjajah dengan tanpa kekerasan; Bill Gates meninggalkan Microsoft
dan Gates & Melinda Foundation; Mohammad Yunus meninggalkan Grameen Bank
berikut aktivitasnya memberdayakan kaum papa; Soekarno meningalkan Kemerdekaan
Indonesia.
Tapi
warisan para pemimpin besar itu tak hanya sebatas itu. Ada warisan lain yang
justru lebih substansial. Soekarno adalah pemimpin hebat karena seluruh
hidupnya diabdikan dan didedikasikan untuk menghasilkan dan (setelah mati)
meninggalkan warisan tak ternilai, kemerdekaan Indonesia. Namun bagi saya
warisan sesungguhnya yang ditinggalkan oleh Soekarno adalah para pemimpin
penerusnya yang mengisi dan "merawat" kemerdekaan itu.
Warisan
terbesar Soekarno sebagai pemimpin adalah "murid-murid"-nya, yaitu
para pemimpin penerus bangsa yang selalu terinspirasi untuk mewujudkan
impian-impiannya mengenai kemerdekaan Indonesia yang sesungguh-sungguhnya. Jadi
warisan Soekarno masih cacat dan belum paripurna kalau para pemimpin yang
meneruskannya berperangai bukan pemimpin: suka korupsi, selfish, rakus
kekuasaan, greedy, munafik. Leader must create other leaders, pemimpin harus
menghasilkan pemimpin lain yang lebih hebat darinya. Sama dengan guru harus
menghasilkan murid-murid yang lebih hebat darinya.
Lalu,
seperti juga guru, seorang pemimpin juga harus mentransfer dan meng-copy KSA
yang dimilikinya kepada orang-orang yang dipimpinnya (followers). Itu atinya,
ia harus memainkan peran role modeling bagi para follower-nya. Untuk memainkan
peran ini maka seorang pemimpin harus beres KSA-nya. Bagaimana kalau KSA-nya
belepotan? Ya, tentu saja si pemimpin akan kehilangan kredibilitasnya, karena:
he doesn't practice what he preach. Dan kita tahu kredibilitas adalah
"nyawanya" kepemimpinan. Anda nggak kredibel di mata anak buah, maka
habislah Anda.
Dan
akhirnya, seperti halnya guru, seorang pemimpin haruslah serve & sacrifice.
Pemimpin yang ikhlas selalu melayani dan berkorban agar orang-orang yang
dipimpinnya berkembang. Tugas berat seorang pemimpin adalah mentransformasi
para follower-nya dari good menjadi great, dari orang biasa-biasa saja menjadi
orang luar biasa. Seorang pemimpin harus memfasilitasi dan menjadi enabler bagi
para follower-nya untuk sukses, untuk make a difference, untuk make a legacy.
Sama
dengan guru, pemimpin yang jujur dan ikhlas peduli pada follower-nya ketimbang
dirinya sendiri. Hakiki seorang pemimping adalah pelayanan, pengabdian, dan
dedikasi diri kepada orang lain. Pekerjaan memimpin adalah sebuah compassion.
Kalau sudah begini kita menjadi sadar bahwa pekerjaan seorang pemimpin demikian
mulianya. Karena itu pemimpin yang jujur dan ikhlas seharusnya pantas
mendapatkan penghargaan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa-seperti halnya guru.
Sumber : http://www.andriewongso.com
inspiratif mas....nitip link y mas newbie belajar blog ne.. ITneT Padang
BalasHapusiya...sama mas,sama2 baru belajar bikin blog.....
BalasHapus