“Akar Permasalahan Dari Sikap Karyawan Biasa
Yang Suka Memboskan Dirinya Sendiri Di Tempat Kerja, Adalah Tidak Berjalannya
Etika Kerja Dan Sistem Kerja, Dalam Kepemimpinan Yang Mematuhkan Semua Orang
Untuk Taat Struktur Organisasi.” – Djajendra
Kehidupan
di tempat kerja selalu unik dengan perilaku kerja individu yang sangat tidak
mudah untuk dipahami, dan kadang-kadang menciptakan kisah-kisah yang kurang
etis yang terkesan sangat lucu. Sistem dan manajemen yang berkualitas untuk
mengontrol dan mengelola orang-orang di tempat kerja, agar selalu patuh kepada
etika dan tata kelola perusahaan yang sehat, adalah hal yang wajib dijalankan
oleh kepemimpinan di perusahaan.
Beberapa
waktu yang lalu saya mendengarkan keluhan dari seorang karyawan, yang merasa
rekan kerjanya sudah sangat keterlaluan dengan sikap dan perilaku yang kurang
etis. Menurut karyawan yang curhat ini, perilaku kerja dari rekan kerjanya ini
melebihi bos, dan suka mengatur-ngatur pekerjaan dari karyawan lain. Padahal,
dia tidak memiliki kewenangan untuk itu, tapi perilaku dirinya yang selalu
mendominasi teman-teman sesama karyawan membuat dirinya selalu tampil seperti
bos.
Akar
permasalahan dari sikap karyawan biasa yang suka memboskan dirinya sendiri di
tempat kerja, adalah tidak berjalannya etika kerja dan sistem kerja, dalam
kepemimpinan yang mematuhkan semua orang untuk taat struktur organisasi. Bila
saja perusahaan bersama keunggulan manajemen, kepemimpinan, dan sistem kerja
yang profesional dapat menegakkan integritas setiap orang di tempat kerja,
untuk menjalankan etika kerja secara adil, terbuka, dan penuh tanggung jawab;
maka semua keluhan dan curhat dari karyawan tersebut tidak akan pernah terjadi.
Bahaya
dari sikap karyawan yang suka memboskan dirinya di tempat kerja adalah akan
menciptakan konflik batin dan kemarahan di dalam hati karyawan lain, sehingga
karyawan-karyawan lain yang merasa tidak suka dengan perilaku dari rekannya
yang memboskan diri itu, berpotensi kehilangan kualitas etos kerja dan kinerja.
Bila hal ini terjadi, maka perusahaan akan mengalami kerugian atas turunnya
motivasi kerja karyawan oleh ketidakharmonisan hubungan kerja.
Kepemimpinan
dan sistem kerja di perusahaan harus memiliki kemampuan, untuk mengawasi dan
menormalkan kembali perilaku dominan, dari karyawan-karyawan yang suka
ngeboskan dirinya terhadap rekan-rekan selevelnya. Bila perilaku-perilaku
dominan yang kurang etis dibiarkan ataupun dimanfaatkan untuk kepentingan
sesaat kepemimpinan dan manajemen, maka hasilnya akan menciptakan lingkungan
kerja yang penuh konflik batin dalam ketidakcerdasan emosional kerja karyawan.
Perusahaan
yang cerdas pasti akan melatih dan mengarahkan semua karyawannya, untuk bekerja
dalam kolaborasi dan sinergi yang harmonis, di bawah kepemimpinan yang tegas
dan cerdas dalam mengkoordinasikan semua kekuatan dan keunggulan sumber daya
perusahaan, buat kesuksesan pencapaian tujuan dan visi perusahaan.
Membiarkan
perilaku karyawan yang terlalu dominan untuk mengendalikan pekerjaan dari
karyawan lain yang satu level, hanya berpotensi untuk menimbulkan stres
tambahan dalam ketegangan hubungan di tempat kerja. Termasuk, sangat berpotensi
untuk menurunkan semangat kerja, mengurangi produktifitas kerja, mengurangi
efektifitas kerja, dan meningkatkan keluar-masuk atau perputaran karyawan di
tempat kerja.
Sumber
: http://djajendra-motivator.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Creat your comment in here........!!! Thanks.