Reaksi
seperti apa yang Anda temukan dari seorang penjaga pintu tol setiap kali
melintasi pintu tol dan membayar tiket?
Hampir
sebagian besar reaksi penjaga pintu tol berdiam diri saja sambil memberi
karcis, memberikan uang kembalian, bahkan sama sekali tidak melihat wajah
pengendara yang melintas.
Akan
tetapi, pernah ketika melewati salah satu pintu tol, saya menemukan penjaga
karcis yang sedang bertugas memberikan uang kembalian sambil tersenyum, dan
sempat melontarkan sebuah kalimat yakni "Terima kasih Pak. Hati-hati di
jalan." Hal yang terkesan sederhana, tapi begitu bermakna untuk saya
secara pribadi. Karena selama ini ketika melintas pintu tol, saya belum pernah
menemukan pelayanan yang sedemikian ramah dan peduli dengan keselamatan
pengemudi yang melintas.
Apa
yang dilakukan penjaga karcis tol tersebut tentu berbeda dari kebanyakan
rekannya yang lain. Rekannya yang lain hanya berdiam diri, bahkan tidak menyapa
pengemudi yang melintas, tapi hal tersebut tidak dilakukan penjaga karcis tol
ini. Mengapa bisa berbeda cara kerja mereka? Padahal jika penjaga karcis tol
ini mau, ia tentu bisa saja mengikuti cara kerja rekannya yang lain. Ini adalah
masalah PILIHAN!
Penjaga
karcis tol ini memilih untuk memaknai pekerjaannya dengan positif. Banyak orang
menganggap pekerjaan sebagai penjaga karcis tol adalah pekerjaan yang
menjenuhkan. Setiap menit, setiap jam harus melayani ratusan pengendara mobil
yang melintas. Titik jenuh mungkin saja dialami oleh penjaga karcis tol tadi,
tapi ia mencoba mengatasinya dengan menjalin hubungan yang positif dengan
pengemudi yang melintas. Saat itu, ia tidak sekadar menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya. Ia bekerja tidak sekadar demi uang semata. Tapi ia bekerja
karena ada sebuah makna yang ingin ia berikan kepada orang lain. Ia ingin
menjadi orang yang punya pengaruh dan dampak yang positif untuk orang lain.
Ketika
seseorang memberi arti terhadap pekerjaannya, maka ia akan jauh lebih
bersemangat. Adakalanya manusia jenuh dan lelah dengan aktivitasnya
sehari-hari, akan tetapi jika mau memaknai pekerjaannya, dan melihat bahwa apa
yang dilakukannya setiap hari memiliki dampak yang luar biasa untuk orang lain,
maka sebenarnya ia telah memberi nilai manfaat yang luar biasa untuk banyak
orang.
Menjadi
refleksi bagi kita bersama untuk lebih memaknai apa yang kita kerjakan hari
demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun. Meletakkan makna dalam
sebuah profesi tidak sekadar berorientasi pada diri sendiri melainkan bagaimana
lewat profesi kita mampu memberi dampak yang positif kepada orang lain. Apapun
profesi kita saat ini, entah itu seorang karyawan, dokter, politisi, salesman,
staf admin, manager, bankir, pengusaha, public figure, pejabat negara, wakil
rakyat: hendaknya mampu memberikan dampak yang positif untuk orang lain, tidak
sekadar demi diri kita sendiri.
Apakah
kita lebih banyak memikirkan keuntungan pribadi atau justru lebih mengutamakan
melayani dan membantu orang lain? Seorang salesman yang mengerti kebutuhan
pelanggan dan memberikan solusi yang terbaik lewat produk dan jasa yang dijual,
tanpa memikirkan komisi atau bonus sebagai prioritas. Seorang bankir yang
berusaha menjaga dana nasabahnya dengan baik, tanpa berusaha untuk memanipulasi
demi kepentingan diri. Seorang wakil rakyat yang berjuang keras untuk
menyalurkan aspirasi rakyat lewat kinerja nyata, tanpa lebih dulu memikirkan
kesenangan pribadi.
Sebagian
contoh di atas adalah bentuk perwujudan bagaimana setiap orang yang punya peran
dan tanggung jawab di lingkungan di mana ia bekerja, seharusnya lebih
memfokuskan kepada orang lain dan memberi nilai tambah bagi mereka. Banyak
orang mungkin berpikir, "Wah, idealis sekali? Kita di dunia ini butuh
makan, perlu uang, apakah mungkin kita tidak bekerja demi mencari uang atau
keuntungan?"
Uang
mungkin saja penting, tapi terkadang uang bukanlah segalanya! Cara yang kita
lakukan untuk mencapai tujuan tentunya harus bijaksana, bukan dengan
menghalalkan segala cara. Karena pada akhirnya seseorang dinilai bukan dari
seberapa besar kekayaan, harta, pengalaman, atau kebesaran pangkat yang
dimilikinya, melainkan nilai manfaat dan makna yang telah dibagi kepada orang
banyak selama ia masih berkarya di dunia ini.
Mengutip
sebuah pepatah yang mengatakan: "If you work just for money, you'll never
make it. But if you love what you're doing and you always put the customer
first, success will be yours." Jika Anda bekerja hanya demi uang, Anda
tidak akan mendapatkannya, tapi jika Anda mencintai apa yang Anda kerjakan dan
selalu meletakkan pelanggan sebagai yang utama, maka keberhasilan akan menjadi
milik Anda.
Semoga
kita semua mampu memberi arti positif buat sekitar kita lewat apa yang kita
lakukan. Jadilah terang bukan gelap sehingga kehadiran kita di dunia ini mampu
menyinari lingkungan kita.
Sumber
: http://www.andriewongso.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Creat your comment in here........!!! Thanks.